Quantcast
Channel: Topi Bambu
Viewing all 696 articles
Browse latest View live

Mitra UKM Komunitas Topibambu

$
0
0
Perkembangan komunitas setelah berjalan kurang lebih 4 tahun ini saat ini dengan setia membantu UKM untuk promosi dan konsultasi dan akhirnya Komunitas Topibambu pun dapat bekerjasama dengan beberapa produsen dan pengrajin Mitra  komunitas Topibambu :
1. Pengarajin Rotan
2. Pengrajin Anyaman Bambu
3. Pengrajin Sepatu
4. Pengrajin Sendal Spon
5. Pembuat Dodol
6. Pembuat Serabi
7. Pembuat kerajinan daur ulang
8. Pengrajin Kursi bambu
9. Pengrajin Kerai Bambu
10. Pengrajin Bambu batangaan
11. dlll

Ini sebagian produk yang di tampilkan :
Keranjang Sirup


Keranjang Telur

Keranjang Salak

Kipas Bambu

Liputan TV Plus Topibambu Ikon Tangerang Yang Terlupakan

$
0
0

Keberadaan komunitas topibambu dengan pendirinya kangkombor ( Moh Arif Widarto)  dengan memiliki Misi dan Visi membantu UKM dan membuat media jurnalis di lingkungan Kab. Tangerang sampai saat ini masih tetap berusaha membantu UKM khusunya memasarkan Kerajinan Topibambu saat ini agar tetap bernilai jual dan mendapatkan sebagai sumber nafkah bagi masyarakat pengrajin dan penganayam di Lingkungan Kab Tangerang.


Nah berikut ini hasil dan sumber dari
Diterbitkan tanggal 8 Apr 2014
LIPUTAN NEWS TVPlus! 25UHF - Saksikan Terus Megapolitan Jakarta & Tangerang Hari Senin s/d Jum'at Pagi Jam: 07:00 s/d 08:00& Sore Jam: 17:00 s/d 18:00 - Megapolitan Akhir Pekan Hari Sabtu & Minggu Sore Jam: 17:00 s/d 18:00 Hanya Di TV PLUS! channel 25 UHF / DI www.mgstvplus.tv / www.mgstvplus.com


Piring Anyaman Rotan dan Lidi

$
0
0
Topibambu berjalan untuk membantu UKM yang belum bisa memasarkan produknya melalui online, meskipun masih banyak yang harus di bantu baik fasilitator, sarana pendukung yang harus di siapkan. Namun tak putus semangat topibambu selalu bekerjasama untuk mensinergikan UKM melalui mitra kerjasama dengan bagi hasil. Nah ini banyak UKM yang merapat untuk promosi seperti dibawah ini untuk pembaca yang berminat untuk membeli atau kerjasama bisa mengirimkan email atau menghub komunitas.
Piring Rotan
Pring Rotan Polos
Piring Lidi

Lapak Burung Bang Rusdi Pasirandu

$
0
0
Untuk anda pecinta hewan peliharaan khususnya burung hias yang memiliki kicauan indah bisa mencoba mencari koleksi baru di salah satu lapak burung Bang Rusdi di sekitar jalan Gandasari - Pasar Curug Kp. Pasirandu Kec. Curug - Tangerang.
Lapak Burung Bang Rusdi Yang Terletak Persis Di Pinggir Jalan Gandasari - Curug
Lapak kecil yang baru berdiri beberapa bulan ini lumayan sudah memiliki banyak koleksi dan konsumen. Koleksi burung di lapak ada bermacam-macam, mulai dari burung pipit, merpati hingga jalak ada di sini. Dengan harga bervariasi antara Rp. 15.000 hingga Rp. 750.000,- per ekor, untuk anda pecinta burung tentu bisa menjadi alternatif tempat mencari koleksi burung peliharaan idaman anda.
Bang Rusdi sedang merawat barang dagangannya.
Burung-burung yang ada di lapak berukuran 3x3 meter ini menurut Bang Rusdi di datangkan dari wilayah di sekitar Kabupaten Tangerang yang memang masih banyak terdapat sawah-sawah dan kebun-kebun. Sebagian burung ia dapat dari hasil tangkapannya sendiri, sebagian lagi dari para penangkap burung lain yang terkadang koleksinya datang dari luar Kabupaten Tangerang.

Selain menjual burung yang di tangkap dari alam bebas, lapak ini juga menjual burung-burung milik para pecinta burung lain yang biasanya sudah bosan dengan peliharannya dan menjualnya ke Bang Rusdi. Dari sinilah biasanya burung hias yang langka dan memiliki kicauan berkelas ia dapat.
Salah satu koleksi burung yang ada di lapak.

Salah satu burung yang mirip burung jalak.
Latar belakang Bang Rusdi yang saya kenal adalah salah satu pecinta dan penangkap burung di kampung saya di sekitaran kampung Pasirandu dan Pesar. Semenjak saya kecil, dia sudah menjadi remaja yang hobi menangkap burung ke kebun-kebun milik warga. Hingga saat ini ia sudah berkeluarga, kecintaannya terhadap burung sudah menjadi profesi utama dalam menghidupi keluarganya.

Tentu dengan latar belakang yang sudah belasan tahun sebagai pecinta burung, dia sudah bisa dikatakan sebagai masternya baik dalam soal cara merawat dan mencari burung hias yang bagus.

Bagaimana, tertarik untuk mencari burung hias yang memiliki suara kicauan indah sebagai hewan peliharaan di rumah anda? kontak saja Bang Rusdi di nomor 0896-1571-5315 siapa tahu ada burung yang sedang anda cari.


Agung Herdiansyah
Twitter @si_bgenk

Komunitas Topi Bambu Bantu Pasarkan Pengrajin Bambu

$
0
0

Topibambu , tetap setia dan helpful untuk ukm Kab. Tangerang , nah ini liputan ada di (www.wartatv.com) : Kreatifitas pembuatan topi bambu tetap bertahan ditengah kemajuan teknologi. Hal ini karena ada komunitas topi bambu yang melestarikannya. Bahkan kalangan Pramuka juga memakainya.
Bagi komunitas topi bambu, para pengrajin di desa Jambe, Tigaraksa, Cisoka dan kampung Pondok Bambu perlu dibantu dalam hal pemasaran kepada konsumen.

http://www.wartatv.com/index.php?view=video&id=16913:komunitas-topi-bambu-bantu-pasarkan-pengrajin-bambu-&option=com_jomtube&Itemid=130


Cintai produk lokal melalui Helpful Community Smartfren

$
0
0

Kegiatan komunitas topibambu  berjalan dengan waktu  dalam mengikuti kegiatan terkait dengan kegiatan bermasyarakat,seminar, pameran baik permerintahan maupun swasta  berusaha memperkenalkan produk lokal asli masyarakat kab.tangerang  murni buatan handmate sehingga untuk membuat produk ini tidak bisa di paksakan hanya dengan limit editional. Terakhir untuk mensosialisasikan  produk topibambu bekerjasama dengan smartfren mengikuti acara
" Helpful community"  langsung mengudara bersama Radio fresh FM tangerang dalam program nyalakan aspirasi dan nyalakan inspirasi

Menuju Tangerang Gemilang

$
0
0

Minggu,22 juni 2014 acara mahasiswa tangerang barat (hima tangbar) mengadakan pemikiran "Menata Indonesia Kedepan" komunitas topibambu pun hadir mengikuti acara ini

Pembicara praktisi bidang kuliner, tokoh kepemudaan dan praktisi pendidikan.
Hasil kerja keras pemuda dab mahasiswa dahulu dan saat ini kitapun merasakan hasil kemerdekaan ini.nah ini jepretan acara  semoga pemikiran dan hasil acara ini setidaknya dapat menyumbangkan sedikit ide untuk menata kab.tangerang ke arah yang gemilang.

Pasar Ramadhan Anak Yatim

$
0
0

Cikupa.1 Ramadhan tepatnya 29 Juni 2014 topibambu sempat bertemu dengan ketua pelaksana ust abdul latif berbicara tentang konsep pasar ramadhan ini. Adapun tujuan  di buat ini sebagai wadah masyarakat yang ingin membeli menu untuk berbuka puasa. Acara ini pun di support dari kelurahan sukamulya dan kecamatan cikupa.

Untuk ssnarak acara ini terlibat langsung dari Himpunan Mahasiswa Tangerang Barat atau himatangbar dengan komandan sdr lukman . Himatangbar pun ikut serta berjualan di pasar ramadhan ini dengan menjual baju layakbpakai yang hasilnya akan di sumbangkan di yayasan anak yatim ini yaitu kufallul yatama dengan pembina KH.Bahriudin dan ketua yayasan ini H.Arifin .
Ini liputan hari pertama dengan aneka menu buka puasa dll.


Komunitas Topibambu bersama KKN UIN Jakarta

$
0
0
Komunitas topibambu merupakan sosial community dengan visi helpfull community, dimana komunitas ini dapat membantu UKM yang belum memasarkan produknya secara online dan sebagai media jurnalis.
Keberadaan komunitas dapat memberikan baik konsep, ide dan pemberdayaan untuk membuat ekonomi kreatif di lingkungan sekitar
Akhirny topibambu pun dapat bekerjasama dalam -Kegiatan Pelatihan Anyaman Souvenir Bambu bersama UIN syarif Hidayatullah. Ini sedikit uraian kegiatan bersama dengan teman teman mahasiswa/i sebagai berikut :
Sebagai bentuk perwujudan dari Tri Dharma pendidikan, Lembaga Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan mengirimkan delegasi mahasiswa ke berbagai desa di sekitar Jabodetabek.
Tujuan utama KKN, selain untuk melatih mahasiswa melaksanakan pendidikan selain di kelas, tapi juga untuk memberdayakan keilmuan mahasiswa untuk memberdayakan masyarakat di lokasi KKN.
Kebetulan, kelompok KKN Sejati yang beranggotakan 14 mahasiswa dari berbagai fakultas; mendapatkan lokasi di Desa Caringin, Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten. Di sana, saya dan kawan-kawan KKN Sejati melihat potensi kemampuan masyarakat dalam menganyam bambu yang sangat besar.
Peserta KKN dan Masyarakat Pelatihan Anyaman Bambu bersama Komunitas Topibambu

Namun, saya dan kawan-kawan KKN Sejati merasa masih kurangnya kesadaran masyarakat bahwa menganyam bambu bisa dijadikan komoditi utama bisnis; khususnya di kecamatan Cisoka.
Kebiasaan pengerajin anyaman bambu di Desa Caringin adalah membuat anyaman topi pramuka dan topi caping petani. Hal ini dikarenakan desain bentuk kerajinan yang dibuat cenderung tidak berkembang. Padahal, bila kreatifitas ini bisa terus dikembangkan, maka tidak tertutup kemungkinan potensi pasar bambu bisa semakin luas.
Oleh karena itu, saya dan teman-teman KKN Sejati mengajak kerja sama dengan komunitas Topi Bambu. Karena komunitas ini sudah sangat banyak menolong masyarakat menengah ke bawah yang bekerja sebagai pengrajin anyaman bambu.
Harapan kami, kerja dengan Desa Caringin bersama KKN Sejati yang di sokong pula oleh komunitas Topi Bambu, bisa terus berjalan dengan baik, dan bisa terus mengembangkan kreatifitas bambu yang ada di Kabupaten Tangerang.

Ketua KKN UIN Jakarta dengan Kang Agush Topibambu

-Gerhana Ika Saraswati, Semester 6, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis-demikian biasa di sapa gerhana saat pertemuan dilokasi pengrajin di tigaraksa bersama kangagus "ketua komunitas"
Pertemuan dengan Mahasiswa /i KKN UIN Jakarta

Industri Kerajinan Topibambu Masih Dianaktirikan

$
0
0

Konsep yang sedang booming saat ini agar mengentaskan pengangguran, menciptakan lapangan kerja,  dan membuat industri kreatif yang saat debat presiden dan calon presiden pun sudah ada namun di sayangkan karena topibambu yang merupakan logo kabupaten yang setelah penjajahan menjadi sumber penghasilan dan menjadi industri saat ini sudah di anaktirikan . Lebih lengkap baca koran radar tangerang satelit news tanggal 15 agustus 2015.

Bambu Terasing di Negeri Sendiri

$
0
0
wow.... tepatnya  9 September 2012 hasil wawancara langsung kangagush dengan reporter kompas , dan ada link di http://regional.kompas.com/read/2012/09/09/03552347/Bambu.Terasing.di.Negeri.Sendiri
Bambu sangat dekat dengan kehidupan rakyat Indonesia. Ada 156 jenis bambu yang tumbuh di negeri ini. Ada sekitar 1.500 alat kerajinan terbuat dari bambu yang digunakan rakyat. Toh, zaman berubah. Masyarakat modern di negeri bambu ini justru semakin jauh dari bambu.
Suara kolecer atau mainan serupa baling-baling dari bambu dan kertas itu riuh terdengar di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Minggu (2/9) siang. Mainan itu dibagikan kepada seratusan penonton yang menyaksikan pertunjukan Komunitas Hong, sebuah komunitas yang didirikan untuk melestarikan mainan tradisional.
Beberapa jenis mainan yang dipraktikkan dan dipamerkan dalam acara ini hanyalah sebagian kecil dari ratusan mainan tradisional di Indonesia.
”Dari semua permainan yang menggunakan alat, 60-80 persen di antaranya adalah mainan yang terbuat dari bambu,” kata Zaini Alif, pendiri Komunitas Hong.
Minggu siang itu, anak-anak dari komunitas ini tampil dalam acara Festival Bambu Nusantara Ke-6 yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Republic of Entertainment, penggagas berbagai festival dari Bandung.
Anak-anak dari Komunitas Hong mempraktikkan beberapa permainan dengan alat dari bambu, digabungkan dengan permainan-permainan lainnya. Ada anak-anak yang bermain egrang dari bambu, ada yang bermain bedil (pistol) jepret dan sumpit. Juga wayang, gasing, dan mobil-mobilan. Semuanya dari bambu.
Namun, bambu yang digunakan beragam. Bambu tali yang tingkat kelenturannya tinggi dipakai untuk membuat anyaman wayang bambu dan menjadi bagian dari bedil jepret. Sumpit dibuat dari bambu buluh, sedangkan egrang terbuat dari bambu yang kuat, seperti bambu hijau atau bambu hitam.
Penopang penghasilan
Seberapa jauh bambu menjadi gantungan kehidupan sebuah masyarakat? Mari kita tengok warga di Kampung Kabandungan, Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, Cianjur, Jawa Barat. Bambu di sini menjadi penopang penghasilan bagi ratusan penduduknya. Bisa dikatakan hampir seluruh penduduk di kampung ini berprofesi sebagai perajin sangkar burung yang memanfaatkan materi bambu.
Di luar kampung ini, bambu juga menjadi tumpuan warga Cianjur. Lihatlah peralatan rumah tangga yang mereka gunakan, cendera mata yang dijajakan. Semua dari bambu. Anyaman bambu disulap menjadi tampah, nampan, tudung saji, tempat tisu, lampu duduk, dan lainnya.


Beranjak ke Kabupaten Tangerang, Banten, kerajinan bambu berupa topi bambu sempat menjadi primadona. Sejak 1813, topi bambu dari Tangerang bahkan telah merajai pasar ekspor di Perancis dan Amerika. Permintaan topi lebar dari bambu sampai saat ini masih datang dari Jepang dan Australia.
Ketua Komunitas Topi Bambu Tangerang Agus Hasanudin mengatakan, lebih dari 80 persen masyarakat pedesaan di Tangerang bisa menganyam bambu. Seiring dengan perubahan mode topi bambu internasional, kini topi bambu lebih banyak dimanfaatkan sebagai topi pramuka dengan permintaan 30.000 kodi per bulan dari total 20 perajin topi bambu.

Sayangnya, meski Indonesia punya banyak ragam bambu, pemanfaatan bambu masih sangat terbatas. Mukoddas Syuhada dari Banten Creative Community, misalnya, mengatakan, bambu di beberapa daerah di Banten hanya digunakan sebagai pagar rumah dan bebegig (orang-orangan) di sawah.
Hal serupa dikatakan Jatnika Nanggamihardja, sosok yang lebih dari 20 tahun berkecimpung di dunia bambu, salah satunya sebagai eksportir rumah bambu. Menurut Jatnika, meski Indonesia sangat kaya akan jenis bambu, masyarakat negara ini masih kalah bersaing dengan China, India, dan Jepang dalam memanfaatkannya.
”Ini karena masyarakat Indonesia masih mengandalkan keahlian tradisional dalam mengolah bambu sehingga kalah kualitas dibandingkan negara lain,” kata Jatnika.
Pandangan salah
Bahwa bambu menjadi budaya bangsa Indonesia terlihat dari bagaimana cara memanen, mengawetkan, dan mengolahnya, yang diwarisi secara turun-temurun dari nenek moyang kita.
Jatnika, yang juga menjadi pelestari bambu dengan menanam pohon ini di bantaran Sungai Ciliwung, Cisadane, Ciluwer, serta di tepian Sungai Cimande, telah mendata 1.511 produk kerajinan yang dibuat dari bambu.
Namun, karena bambu dan produk bambu cenderung masih dianggap murahan, kampungan, dan identik dengan kemiskinan oleh masyarakat kita, tak heran jika di zaman modern ini kita semakin terasing dengan bambu.
Dari total 156 jenis bambu di Indonesia, sebagian di antaranya telah punah atau terancam punah. Pohon bambu euleul yang di dalam tiap ruasnya terdapat genangan air dan diyakini mampu mengobati penyakit, misalnya, sudah sulit dijumpai.
Beberapa jenis bambu, seperti bambu merambat, bambu berbuah, hingga bambu yang diselimuti bedak putih, telah punah. Tanaman bambu hanya dibiarkan tumbuh dengan liar. Tak ada yang secara sengaja menanamnya untuk skala industri. Akibatnya, produk kerajinan bambu sulit diproduksi dan dipasarkan secara berkelanjutan.
Padahal, minat masyarakat internasional terhadap eksotisme produk bambu cukup tinggi. Jatnika, contohnya, sudah mengekspor rumah bambu ke Malaysia, Jerman, hingga Timur Tengah. Dari tahun 2000 hingga sekarang, Jatnika telah membangun lebih dari 3.500 rumah bambu.
Selain bernilai ekonomis, bambu juga memiliki banyak kegunaan untuk lingkungan di sekitarnya. Bambu mampu menyimpan 90 persen air dari lingkungannya, sedangkan tanaman lain hanya menyimpan air maksimal 45 persen. Tiap batang bambu bisa menghasilkan 1,2 kilogram oksigen yang cukup memenuhi kebutuhan dua orang per 24 jam.
Dari bambu, nenek moyang juga mengajarkan makna hidup melalui falsafah bambu, seperti leuleus jeujeur liat tali. Falsafah dalam bahasa Sunda yang menggambarkan kelenturan bambu dan alotnya tali yang terbuat dari bambu ini bermakna bahwa dalam menjalani hidup, diperlukan ketekunan, kesetiaan, dan kelenturan.
Begitu lekatnya bambu dengan kehidupan dan budaya bangsa Indonesia, hal itu membuat Jatnika pun berpendapat, ”Kalau bambu tidak ada, budaya bangsa hilang. Artinya, kekuatan negara juga hilang.”
Bambu pun sudah memberikan isyarat. Ini sebuah tanda zaman.
Reporter : Mawar Kusuma & Yulia Sapthiani

Pelatihan Kewirausahaan Kreasi Anyaman Bambu

$
0
0
Peserta Lomba Menganyam


Anyaman topi bambu merupakan primadona dan menjadi ikon pemerintah di Kabupaten Tangerang, termasuk Desa Bojongloa Kecamatan Cisoka dan sekitarnya. Sejak lama, hampir seluruh masyarakat di Desa Bojongloa menjadi pengayam topi pramuka dari bambu. Namun anyaman yang dibuat hanya setengah jadi yang biasa di sebut oleh masyarakat adalah loso atau tudung. Sangat disayangkan perhatian pemerintah terhadap para penganyam topi bambu ini sangat minim. Harga jual yang rendah menjadikan keberadaan pengayam topi bambu semakin berkurang.

Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu fungsi transformasi ilmu pengetahuan, pengembangan ilmu melalui kegiatan penelitian dan fungsi aplikasi ilmu pengetahuan didalam kehidupan masyarakat, maka Lembaga Pusat Pemberdayaan Masyarakat (PPM)  UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat dimana Kami dari KKN Garuda’11 mendapatkan tempat di Desa Bojongloa, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, Banten. Beruntung, dalam menjalankan salah satu program kerja kami dapat bekerja sama dengan Komunitas Topi Bambu. Komunitas Topi Bambu merupakan sebuah komunitas yang bertujuan untuk mengenalkan kembali kerajinan topi bambu khas Tangerang.
Peserta Bersama PT. Telkom Support Doorprize

Peserta Kreasi bambu

Agus Hasanudin selaku Ketua Komunitas Topi Bambu atau biasa disapa kang agus menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan komunitas Topi Bambu lebih kepada kegiatan membantu UKM mempromosikan produk anyaman topi bambu secara online. Topi bambu yang selama ini menjadi primadona di Kabupaten Tangerang ini tidak dapat membawa para pengayam bambu, di Desa Bojongloa khususnya, untuk dapat meningkatkan perekonomiannya. Masyarakat terlalu tertutup terhadap peluang besar bisnis dari anyaman bambu ini. 
Apabila masyarakat mau dan mampu mengkreasikan anyaman bambu ini maka tidak menutup kemungkinan produk anyaman bambu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kami dari KKN Garuda’11 mengadakan kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Kreasi Anyaman Bambu dengan Komunitas Topi Bambu dalam mengkreasikan bambu agar menjadi produk lain. Antusias warga ternyata sangat besar melebihi ekspektasi kami, kantor balai desa Bojongloa yang kami jadikan tempat acara pelatihan di penuhi oleh penganyam bambu yang memiliki semangat tinggi untuk belajar membuat kreasi anyaman bambu.

Kami harap semangat dan antusias para penganyam topi bambu dapat diimbangi dengan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mengembangkan dan mengangkat topi bambu ke pasar yang lebih luas. Selain itu kami berharap kedepannya Komunitas Topi Bambu dapat terus memperkenalkan produk ayaman topi bambu yang ada di kabupaten Tangerang ke seluruh Indonesia bahkan hingga ke seluruh dunia.
Kang Agush Bersma Peserta Pemenang lomba

Jangan Lupakan Topi Bambu

$
0
0
TOPI bambu bikinan Tangerang, Banten, pernah dikenal di Eropa pada masa kolonial. Kini kondisi perajin topi memprihatinkan. Komunitas Topi Bambu gigih membangkitkan kembali kejayaan topi bambu. 


Topi bambu pernah menjadi produk primadona di Kabupaten Tangerang. Tengoklah dekat-dekat lambang daerah Tangerang, maka segera tampak gambar topi bambu. Pada masa kolonial sekitar era 1910, topi bambu mencapai masa kejayaannya. Topi bambu dari Tangerang pernah merajai pasaran Eropa. Di kota pusat mode dunia, seperti Paris, topi bambu dipakai oleh gadis-gadis bangsawan sebagai bagian dari mode pada zamannya. Seiring berjalannya waktu, topi bambu makin tersisih. Sempat diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa melalui Pelabuhan Tanjung Priok, kejayaan ekspor topi bambu berakhir sekitar 1930.
Tak rela menyaksikan keruntuhan pamor topi bambu, Komunitas Topi Bambu menularkan kecintaannya pada topi bambu kepada lebih banyak orang. Di galeri mungil berukuran 5 meter x 4 meter di Jalan Raya Serang, Cikupa, Tangerang, anggota komunitas kerap berkumpul. Beragam jenis topi bambu dipajang di setiap sudut ruangan. Saepul Milah menunjukkan contoh topi pesanan dari Perancis yang sederhana, tetapi elegan.
Ada pula topi bambu yang mirip dengan topi tentara yang dipesan untuk keperluan peragaan busana di Jepang. Topi bambu untuk pasar Jepang ini merupakan permintaan pertama yang datang dari luar negeri setelah komunitas berdiri pada 2010. ”Sempat ada kendala bahasa. Namun, setelah lima kali kirim gambar dan beberapa kali koreksi ulang, konsumen Jepang puas,” kata Saepul.
Konsumen dari Perancis dan Jepang menyukai kehalusan helai-helai bambu yang sudah ditipiskan sebagai bahan baku topi bambu. Saking kagumnya, sempat terlontar ketidakpercayaan bahwa helaian bambu tersebut benar-benar diperhalus dengan tangan, tanpa mesin.
Anggota komunitas lainnya, Agus Hasanudin, menunjukkan surat elektronik (e-mail) pesanan topi bambu yang datang dari Belanda. Tak lupa, si pemesan melampirkan foto model topi bambu yang diinginkan. ”Perajin masih konvensional. Membuat sesuatu berdasarkan sesuatu yang sudah ada. Kini, mereka harus beradaptasi. Harus belajar membuat pola dan model berbeda,” kata Agus.


Jembatan perajin-pasar
Dalam relasi dengan para perajin, anggota Komunitas Topi Bambu menjalani peran sebagai pembangun jembatan antara perajin dan konsumen. Produksi dari para perajin yang biasanya hanya dijual ke pasar tradisional mulai diikutsertakan pada pameran kerajinan di tingkat lokal maupun nasional.
Lewat blog komunitas topibambu.com, karya perajin diperkenalkan kepada masyarakat luas. Anggota komunitas pun rajin melancong ke desa-desa di Tangerang untuk membangun relasi dengan perajin. Hasil perjumpaan itu antara lain ditulis dan diunggah di media sosial.
Komunitas Topi Bambu juga mendorong perajin untuk peduli pada kontrol kualitas, bekerja keras, dan mulai beradaptasi dengan permintaan pasar dari luar negeri. Mereka juga menjembatani kendala bahasa ketika permintaan berdatangan dari luar negeri.
Agar anak-anak muda tertarik pada pelestarian topi bambu, pelatihan menganyam bambu di sekolah-sekolah di pusat kerajinan bambu pun digalakkan. Para mahasiswa turut terlibat dalam beragam kegiatan untuk menumbuhkan kecintaan pada topi bambu. Dede Rosadi, seorang mahasiswa, baru mengenal tentang topi bambu dari Himpunan Mahasiswa Tangerang Barat. Dede kemudian bergabung dengan komunitas dan ikut membangun jembatan antara perajin dan perusahaan.
Banyak perusahaan lalu tertarik memberikan bantuan dana bagi pengembangan kerajinan topi bambu. Ada yang membantu memperbaiki bengkel kerja para perajin. Perusahaan lainnya membantu penanaman bambu tali sebagai bahan baku utama topi bambu.
Komunitas Topi Bambu dirintis oleh lima orang yang seluruhnya adalah penulis blog. Sebelum fokus pada topi bambu, Agus lebih banyak menulis artikel tentang wisata atau makanan di blog pribadinya, sementara Saepul suka menulis jurnal. Dari hobi menulis di blog inilah mereka berjumpa dengan para perajin topi bambu yang umumnya tinggal di Tangerang, seperti Pasar Kemis, Jambe, Caringin, Cibugel, atau Cisoka.
”Kami blusukan lalu wawancara dengan para perajin yang sudah renta. Kondisi mereka memprihatinkan. Susah bikinnya, tetapi murah dan dipasarkan cuma di sekitar wilayah situ,” ujar Saepul.
Kebanyakan perajin membuat topi ilaban atau topi dasaran yang belum jadi. Mereka menganyam topi ilaban lalu dijual murah kepada pengepul. Mayoritas perajin hanya membuat topi pramuka yang dihargai sangat murah Rp 50.000 per kodi. Topi pramuka ini dipasarkan ke Aceh, Palembang, Lampung, Jawa, Kalimantan, dan Papua.
Seiring keterlibatan anggota Komunitas Topi Bambu untuk memasarkan hasil karya perajin, harga topi pramuka kini bisa meningkat menjadi dua kali lipat. ”Kami puas. Harga topi bambu bisa naik. Perajin bisa memasarkan sendiri topi buatannya,” kata Agus.
Topi raksasa
Agar pasar kembali melirik topi bambu, Komunitas Topi Bambu, antara lain, mempromosikannya dengan membuat topi raksasa berdiameter 2 meter pada 2011. Topi raksasa ini dipamerkan di hadapan menteri sebelum kemudian mendapat rekor Muri pada 2012.
Setelah aktif terlibat dalam beragam pameran, pesanan dari luar negeri mulai pada 2013. Selain terus memproduksi topi pramuka, perajin kemudian berlatih memenuhi pesanan khusus topi bambu dari luar negeri. Mereka lantas membuat topi koboi topi country, topi pantai, dan laken.
Saat ini masih tersisa sekitar 200 perajin topi bambu di Tangerang. Untuk membuat topi dasaran yang masih separuh jadi, perajin membutuhkan waktu pengerjaan selama satu pekan. Beragam produk turunan berbahan dasar bambu, seperti tas dan aksesori, juga mulai diproduksi.
Agus mengungkapkan, sempat ada permintaan satu kontainer topi bambu, tetapi sulit dipenuhi oleh para perajin. ”Perajin belum siap. Kalau perajin habis, topi bambu hanya tinggal logo saja. Jika banyak permintaan, perajin mau bangkit,” ujarnya.
”Kami adalah helpfull community. Kami tidak mau melupakan sejarah kejayaan topi bambu,” tambah Agus.(MAWAR KUSUMA)
  Sumber Kompas  31 Agustus 2014, link dibawah ini

Topibambu Sambangi DISPORABUDPAR HUT ke 70 Kab. Tangerang Membuat 70 Model TopiBambu Terbanyak

$
0
0
Penurus Kejayan Kerajinan Topibambu Tangerang
Desember 2013, Di penghujung tahun 2013 TopiBambu berkesempatan dapat bertemu dengan Kepala Dinas Pemuda Olahraga Budaya dan Parawisata (Disporabudpar) Kab. Tangerang, Bapak Soma Atmaja berdiskusi  tentang Komunitas Topibambu dalam rangka melestarikan Kebudayaan dan Parawisata di Kab. Tangerang ini dan dalam rangka menyambut HUT Kab. Tangerang yang ke -70.



Gambar HUT Kab Tangerang dari http://www.kabar6.com/tangerang-raya/komunitas.html.
Pada kesempatan ini Topibambu memberikan usulan untuk mempertahankan  dan melestarikan Topibambu jangan sampai punah dan saat ini menjadi Logo Kab.Tangerang sampai saat ini.
Topibambu Model ke 34


Adapun usulan dari Komunitas dalam rangka memeriahkan dan melestarikan kami " Topibambu" memberikan konsep sebagai berikut :
1. Membuat Model Topibambu dengan aneka bentuk  sebanyak 70 Model Topibambu
2. Memamerkan Topibambu tersebut melalui Fashion Show oleh para model dengan menggunakan Topibambu tersebut.
3. Melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan kembali topibambu kepada masyarakat sebagai produk lokal masyarakat Tangerang sejal tahun 1913
4. Topibambu bisa dijadikan kegiatan rutin dalam kedinasan sehingga dapat meningkatkan peningkatan masyarakat penganyam dan pengrajin di wilayah Kab. Tangerang.

Bapak Soma Bersama Kabid UMKM

Kadis Disporabudpar bersama Ketua Komunitas Topibambu



Namun sejak pertemuan sekitar 5 minggu lalu ini semoga dari pemerintah setempat tergerak mau mambantu para penganyam dan pengrajin memberikan peningkatan dalam memproduksi dan memasarkan produk lokal tersebut dan sebagai hadiah para tamu kunjungan  oleh oleh khas kerajinan. Dalam kesempatan tersebut komunitas topibambu sudah ada gallery sejak 2 tahun lalu setelah memiliki Rekor Topibambu terbesar dari Musium Rekor Indonesia yang merupakan Rekor Dunia pada bulan Agustus 2011 yang melestarikan dan mempertahankan topibambu berasal dari Kab, Tangerang.
Topibambu Karya Komunitas buat Pesanan ke Prancis 




Dibawah ini aneka model dan contoh topibambu akan dibuat sebanyak 70 Topibambu namun sangat diharapkan dan di tunggu ternyata tidak ada respon dan kepedulian dari pemerintah daerah untuk melestarikan dan membeli produk lokal sebagai Maha Karya Masyarakat Kab. Tangerang yang saat ini terdiri dari 20 Pengrajin dan sekitar  160.000 topibambu di produksi oleh Asli Masyarakat Kab. Tangerang sebanyak 2000 - 3000 pengrajin (data terlampir). Semoga dengan tulisan ini pemerintah  sebagai regilator dan fasilitator dan melayani masyarakat sebagai Mitra membangun Kabupatan Tangerang yang Gemilang tidak terlupakan.Untuk lebih lengkap dan banyak aneka Model para pembaca silakn berkunjung ke Galeri Komunitas Topibambu dengan alamat di Jl. Raya Serang KM 15 Dari Gerbang Citra Raya  hanaya 50 meter ke arah Pasar Cikupa .
Topibambu Model ke 45

Topibambu Model ke 55

Topibambu Model ke 68





Topibambu Model ke 70


Komunitas Kebersamaan " Gebyar Asyiiik" Cilegon

$
0
0




Cilegon  21 September 2014  di lapangan sumampir , Acara komunitas Asik dalam rangkaian Gebyar Asyiik ini komunitas Topibambu hadir diacara Hotel Royal krakatau Cilegon yang di undang juga komunitas Pelepah Daun Pisang.
Kesempatan ini pun topibambu hadir bersama sama beberapa UKM Mitra Topibambu yaitu Ukm Rotan, Pengrajin Topi, Sendal, Daur Ulang, Topi anyman dan lain lain. Pertemuan ini berkat info cari tim EO Mr Choky sambil makan siang dan kurang lebih diskusi bersama Karel Anderson sebagai pengiat Komunitas dari Blog Detik.



Cerita banyak dan ilmu pun dapat, istilah Mas Karel bersma tim Topibambu sambil ngobrol ngauwur ya seperti blognya http://karelanderson.blogdetik.com/
Semoga pertemuan dengan Komunitas Asyiik ini bisa berkelanjutan dan dapat membantu UKM Komunitas Topibambu



Topibambu kerjsama dengan Komunitas Kota Tua Jakarta

$
0
0

Komunitas kota tua merupakan kumpulan teman teman yang mengiatkan agar masa depan tidak lupa akan sejarah.
Bang david biasa di panggil david gondrol memiliki ide agar produk lokal khususnya topi bambu tidak punah di telan zaman. Sekumpulan teman teman yang ingin kota tua dan topibambu tidak punah dalam waktu dekat bekerjasama antar komunitas topibambu dengan komunitas kota tua  dengan harapan produk topibambu dapat di jual kepada turis atau wisatawan manca negara.

Semoga para pembaca dan yang sering jalan ke kota tua akan lebih mudah mencari topibambu. Adapun lokasi komunitas kota tua dekat halte busway fatahilah  cari saja bang david gondrong dan saat ini memasarkan aneka macam produk kreatif dan peralatan sepatu, sendal dan lain lain.

Warung IKM Membangun Wadah UKM

$
0
0
Ketua Perhimpunan Hotel Restoran Indonesia Gusri Efendi Kota Tangerang Selatan saat peluncuran Warung IKM (Industri Kecil dan Menegah) terletak di Kampung Anggrek resto buaran Serpong tidak jauh dari Taman Tekno.  Setelah Warung IKM di resmikan pada tanggal  1 Oktober 2014, Walikota Tangsel  ujar Gusri  menyampaikan bahwa warung IKM ini sebagai wadah Industri untuk kalangan masyarakat.
Peresmian Warung IKM

Sambil keliling resto dan warung Topibambu pun melihat dan mengambil gambar. Konsep  warung ini dengan misi  pemberdayaan masyarakat untuk maju ke persaingan pasar bebas ini ujar pak Gusri sebagai pemilih resto kp anggrek ini. Realisasi ini pun tak lepas peranan Pemerintah setempat yg telah memberikan sarana dan fasilitas terhadap  kemasan produk UKM  dan kode perijinan makanan.
Pertemuan topibambu dengan PHRI Kota Tangsel akan menjalin kerjasama untuk mengiatkan pemberdayaan masyarakat dengan menguatkan UKM dan membuat Wadah Warung IKM sebagai pondasi masyarakat dalam meningkatkan perekonomian desa.
Alhasil  warung IKM ini  dapat bersaing dengan produk dari luar dan mensosialisasikan cintai produk dalam negeri.
Deanah dekat Warung dan Resto Kp Anggrek

Papan Nama Resto Kp Anggrek


Display Produk UKM

Industri Topibambu, Produk Asli Masyarakat

$
0
0
Industri Kerajinan masyarkat khususnya di kerajinan bambu merupakan sumber penghasilan masyarakat pedesaan yang masih tetap di pertahankan baik secara daerah maupun masyarakat tingkat lokal, Komunitas Topibambu dengan niat membatu UKM untuk melestarikan industri kerajinan dan kamis lalau Tim Komunitas Topibambu Sambangi Dinas Koperasi dan UMKM dengan harapan agar Kerajinan masyarakat ini menjadi perhatian dan pemerintah sebagai fasilitator dan regilator agar tetap dapat memberikan pemberdayaan masyarakat. Industri Topibambu ini akan mulai terang menderang apabila pemerintah mau menggunakan produk lokal yang di hasilkan dari tangan tranpil masyarkat.
Kepala Dinas Koperasi Kab. Tangerang Bersama  Komunitas Topibambu

Semoga kedepan topibambu tangerang dapat di pakai dalam kegiatan kedinasan dan sebagai cendramatan dari kab. tangerang.

Berikut ini hasil produksi dan proses pembuatan topi hasil masyarkat
Add caption

Sambrero Bambu
Sambrero Dewasa

Add caption
Sambrero gadis

Untuk Harga topi tersebut silakan hub kang agus di 0813-8513-7473 atau pesanan via email ke topibambu@gmail.com

Berikut ini hasil industri rumahan dan di buatnya secara manual baik topi bambu dan topi pandan seperti dibawah ini




Pencetakan

pencetakan Kedua
Proses Penghalusan
Proses Desain Topi

Hasil DesainTopi
Topi Sudah jadi Siap Dipasarkan

Tempat Kemping Kampung Kalapa

$
0
0
Resto dan pemancingan yang berada di kab.tangerang barat ini terletak di dalam perkampungan di desa sindang jaya ini dikenal kampung kalapa
Tempat santai dan makan ala kampung sudah cukup lama berdiri dengan suasana persawahan. Topi bambu pun keliling sambil melihat lingkungan tempat kemping nan asri ini.
Tempat kemping ini baru saja aktif bulan oktober ini dan diadakan perkemahan oleh siswa  tingkat  sma kec cikupa. Adanya kegiatan tersebut diharapkan memberikan bentuk kepedulian membangun sarana pilihan selain  tempat yang ada dalam hal ini komunitas topi  bambu   di dampingi pemilik resto  bapak H arifin sebagai putra asli cikupa ini ingin mengembangkan kampung kreatif.
Kegiatan ini pun saat pembukaan pertama  komunitas memberikan hadiah topi pandu pramuka untuk acara tersebut dan membantu promo di media sosial.
Apabila berminta kemping dan informasi lebih jelas tentang fasilitasnya silkan menghubungi H Arifin 0857-1575-0888

 
Berikut ini cuplikan dari kegiatan kemah.
Bumi Perkemahan
Lokasi kemah Kampoeng kalapa
Suasana perkemahan
Cendra Mata Komunitas Topibambu untuk Pramuka Kwartir Ranting Cikupa

Toko Online Kerajinan Tangerang dan Peluang Usaha UKM Dengan Modal Kecil

$
0
0
Keberadaan media sosial dalam hal promosi dan memasarkan produk UKM semua masyarakat bisa berperan serta. Salah satu jenis bisnis yang sedang banyak digemari oleh banyak orang adalah membuka toko online. Bisnis ini digemari karena tidak membutuhkan modal yang besar namun bisa sangat menguntungkan.
Berikut ini apabila anda ingin membeli aneka macam topibambu atau topi anyaman pandan dapat membuka link inihttp://topibambu.co.id/

website topibambu.co.id

Modal Kecil dapat Membuka Usaha Sendiri di Rumah



CV.Topibambu (CV.TB) bersinergi dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. melalui PT. Finnet Indonesia(Perusahaan Anak PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.) dibidang Layanan TransaksiPayment Point Online Banking (PPOB) dalam ruang lingkup layanan transaksi pembayaran dan pembelian, menggunakan layanan Delima Point dengan koneksi Point to Host (P2H) sehingga CV.TB dapat menghadirkan segala bentuk solusi yang terbaik bagi pelanggan dan menjawab segala kebutuhan pasar.
website PPOB www.bisukm.com

Untuk memberikan solusi layanan baik koorporate atau masyarakat, saat ini bekerjasama dengan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. sebagai Mitra Payment Point Online Banking (PPOB) dengan menyediakan tagihan MultiBiller antara lain
A. Tagihan Jasa Telekomunikasi (Postpaid dan Prepaid)
B. Tagihan Jasa Telekomunikasi
C. Tagihan PLN
D. Tagihan PDAM
E. Tagihan Multi finance dll
PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk dengan Produk Delima ”Akses Transaksi Keuangan Anda”, dalam mengembangkan usaha PPOB, menggunakan perangkat-perangkat yang berteknologi canggih dan bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi yang besar dan utama di Indonesia sehingga menjamin kecepatan dan ketersediaan jaringan hingga ke daerah-daerah terpencil di tanah air di seluruh Indonesia.


Viewing all 696 articles
Browse latest View live